30.4.06

Gambar lagi ah



27.4.06


Suku Gayo
Suku Gayo adalah suku tertua di Aceh. Sebagai suku asli di Aceh, suku ini berdomisili di Wilayah Aceh Tengah, Aceh Tenggara, Gayo Lues, Bener Meriah, Aceh Timur, dll. Banyak di daerah pegunungan, bersikap lembut dan dapat menerima orang baru dengan baik, orang Gayo terkenal sangat kuat agama Islamnya dan memiliki banyak ulama dan cendikia.
Suku Gayo
Suku Gayo adalah suku tertua di Aceh. Sebagai suku asli di Aceh, suku ini berdomisili di Wilayah Aceh Tengah, Aceh Tenggara, Gayo Lues, Bener Meriah, Aceh Timur, dll. Banyak di daerah pegunungan, bersikap lembut dan dapat menerima orang baru dengan baik, orang Gayo terkenal sangat kuat agama Islamnya dan memiliki banyak ulama dan cendikia.

Suku Gayo adalah suku tertua di Aceh. Sebagai suku asli di Aceh, suku ini berdomisili di Wilayah Aceh Tengah, Aceh Tenggara, Gayo Lues, Bener Meriah, Aceh Timur, dll. Banyak di daerah pegunungan, bersikap lembut dan dapat menerima orang baru dengan baik, orang Gayo terkenal sangat kuat agama Islamnya dan memiliki banyak ulama dan cendikia.(http://id.wikipedia.org/wiki/Gayo)
Pusat Gayo berada di Kabupaten Aceh Tengah, sebagian Aceh Tenggara dan sebagian Aceh Timur. Kabupaten ini memiliki tanah yang subur, itulah sebabnya banyak penduduknya hidup bercocok tanam, baik bertani di sawah maupun berkebun. Kopi adalah hasil utama dari daerah ini. Sebagai bahasa sehari-hari digunakan bahasa Gayo yang memiliki dua dialek, yakni dialek Gayo (dengan sub dialek Cik dan sub dialek Bukit) serta dialek Lues. Bahasa mereka tidak berkaitan erat dengan bahasa-bahasa lain yang dipakai di Indonesia. Suku Gayo dan suku Alas bukanlah suku yang senang akan permusuhan, Dan dari sejarah perjuangan masyarakat Aceh di masa Tjut Nyak Dien diketahui dukungan yang diberikan oleh suku Gayo sangat besar, namun sampai kapanpun mereka tidak pernah dan tidak akan pernah menagih balasannya karena dukungan yang mereka berikan adalah untuk kepentingan bersama mengusir penjajah.


Suku Dayak
Sekilas sejarah suku Dayak, suku Dayak diperkirakan mulai datang ke pulau Kalimantan pada tahun 3000-1500 sebelum Masehi. Mereka adalah kelompok-kelompok yang bermigrasi dari daerah Yunnan, Cina Selatan. Kelompok ini disebut Proto-Melayu. Dari daratan Asia kelompok-kelompok kecil tersebut mengembara melalui Indocina ke Semenanjung Malaya, berlanjut ke pulau-pulau di Indonesia, termasuk Kalimantan. Beberapa kelompok lain diperkirakan ada yang melalui Hainan, Taiwan dan Filipina. Beberapa kelompok, terutama yang kemudian menetap di bagian selatan Kalimantan, kemungkinan besar untuk beberapa waktu singgah di Sumatera dan Jawa.

Suku Dayak
Sekilas sejarah suku Dayak, suku Dayak diperkirakan mulai datang ke pulau Kalimantan pada tahun 3000-1500 sebelum Masehi. Mereka adalah kelompok-kelompok yang bermigrasi dari daerah Yunnan, Cina Selatan. Kelompok ini disebut Proto-Melayu. Dari daratan Asia kelompok-kelompok kecil tersebut mengembara melalui Indocina ke Semenanjung Malaya, berlanjut ke pulau-pulau di Indonesia, termasuk Kalimantan. Beberapa kelompok lain diperkirakan ada yang melalui Hainan, Taiwan dan Filipina. Beberapa kelompok, terutama yang kemudian menetap di bagian selatan Kalimantan, kemungkinan besar untuk beberapa waktu singgah di Sumatera dan Jawa.

Perpindahan ini terjadi pada zaman glasial (zaman es), dimana permukaan laut sangat surut sehingga dengan perahu-perahu kecil mereka dapat menyeberangi perairan yang memisahkan pulau-pulau itu. Teknologi perundagian yang telah dikenal di daratan Asia sekitar tahun 1500 sebelum Masehi memungkinkan perpindahan mereka menggunakan perahu bercadik.
Masa bercocok tanam diperkirakan dimulai sekitar tahun 1000 sebelum Masehi.Beliung persegi dan kapak persegi yang dibuat dengan teknologi perundagian ditemukan di Nanga Balang, Kapuas Hulu. Kehidupan religi pada zaman ini adalah memuja roh nenek moyang, sesuai dengan kehidupan masyarakat zaman Megalithikum. Peninggalan zaman ini adalah dolmen yang ditemukan di Sedahan Sukadana, Ketapang.
Mula-mula suku Dayak mendiami tepi sungai Kapuas dan pantai-pantai Kalimantan. Tetapi kedatangan bangsa Melayu dari Sumatera dan Semenanjung Malaya memaksa suku Dayak berpindah ke hulu-hulu sungai.
sumber: http://ns.akakom.ac.id/~voip/blog/?p=8

25.4.06

Ayo menggambar apa saja yang kita suka.

24.4.06

Ayo kita main yang kita suka.

Naik tanggaNaik sepeda

Panjat Dinding

Suku Mongol


Suku Mongol
(Hanzi: hanyu pinyin: mengguzu) adalah sebuah suku dari lima suku besar di Republik Rakyat Tiongkok. Selain itu, mereka juga banyak terdapat di Mongolia. Di seluruh dunia terdapat sekitar 8,5 juta orang-orang suku Mongol.

9.4.06


"Suku Indian"
Suku Indian berada di wilayah benua Amerika, suku Indian dikatakan sebagai suku penghuni Amerika pertama, berasal dari daratan Asia (ras Mongoloid) 20.000 tahun yang lalu.
Tempat tinggalnya sangat khas berupa tenda-tenda kerucut.
Mari kita coba membuat tenda kerucut seperti yang dilakukan suku Indian.

6.4.06


Data anak-anak Indonesia 2000 dan 2025

Membaca grafik jumlah penduduk Indonesia menurut umur. Tanggung jawab negara untuk mendidik anak (0-14 tahun) jumlahnya lebih dari 60 juta tahun 2000. Jumlah inilah yang akan sebagian mengisi pada ruang usia produktif ke depan.
Pada posisi piramida penduduk yang menggelembung pada usia produktif pada suatu negara memberikan dampak dinamis dalam berbagai hal. Dan pada kondisi seperti ini program untuk anak biasa terlupakan, tetapi setelah piramidanya menjadi piramida terbalik (piramida usia tua) negara dan bangsa tersebut baru sadar bahwa perlu dan pentingnya generasi penerus yang berkualitas dan selalu diprogramkan secara berkelanjutan.

5.4.06

Selagi ada kesempatan Mencoba,
Kenapa tidak?

Bersama teman-teman jalan-jalan keluar masuk kampung.







Biasanya yang boleh pegang pasir hanya tukang, Ah aku juga boleh dong main-main dengan pasir, mau buat rumah-rumahan.




Ada teriakan ibu dari jauh "Hai jangan main loncat-lincat kayu nanti kepleset"
Kalau di larang melulu gimana aku tahu harus hati-hati jika melewati titian yang bergoyang. Aku jawab saja teriakan itu "Aku pelan-pelan dan hati-hati kok, nanti kalau jatuh aku nggak nagis"
" Saat ini kita bermain kelak menjadi "orang yang berguna"




Bermain ya bermain, bersama teman-teman
Selagi kecil kita sesenang mungkin, masa kanak-kanak jangat kita lewatkan begitu saja dengan menangis dan merengek.
Kita bisa bermain membuat rumah-rumahan, membuat mobil-mobilan, kereta-keretaan, pesawat, jembatan dll.
Kita juga bisa bermain lari-larian, loncat-loncatan, panjat-panjatan.
Jangan sedikit-sedikit takut, apalagi kalau sedikit-sedikit dilarang kapan kita terlatih berani mencoba sesuatu, ya teman-teman. Tuh orang tua-orang tua yang kolot yang sering gitu.
Siapa yang bisa bernyanyi bernyanyilah sebagus mungkin,
Siapa yang bisa gambar menggambarlah seindah mungkin
Siapa yang bisa ngaji, mengajilah sebenar mungkin,
Siapa bisa memainkan musik rebana, mainkanlah semerdu mungkin

Kalau nanti besar mau jadi Astronout atau mau jadi pemusik atau jadi supir bus kota itu semua baik dan berguna bagi orang lain. Jangan lihat sebelah mata setiap profesi, kalau profesi itu berguna bagi kehidupan itu patut kita hargai dan kalau kita menjadi salah satunya patut kita berbangga.

berlin, 5 april

Hak anak-anak Indonesia untuk mendapatkan permainan dan
tempat bermain sudahkah dipersiapkan?
Banyak diberbagai daerah bahkan di kota-kota besar masih kita temui anak-anak sebagai tenaga kerja.
Banyak kita temui anak-anak kehilangan masa bermainnya karena ketidakmampuan orang tuanya.
Banyak anak-anak Indonesia korban kejahatan kota (perbuatan tidak senonoh kepada anak)
Banyak anak-anak Indonesia yang berhenti sekolah di tingkat sekolag dasar.
Bukannya anak-anak ini yang kelak akan membawa kemajuan Indonesia?
Bukannya anak-anak ini adalah tunas-tunas bangsa?
Akankah bangsa Indonesia kelak menemui jaman putusnya generasi bangsa, seperti negara maju saat ini.
Akankah bangsa Indonesia nantinya harus membayar lebih mahal?
Baiknya niat untuk mempersiapkan generasi bangsa diprogramkan selagi generasi itu seusia anak-anak.
Yaitu semenjak dikandung Ibunya, selagi ditimang-timang Bapak-Ibunya,
selagi bisa berjalan, berbicara dan bermain di lingkungan rumah sampai mereka sekolah.
Salma, Berlin 4 April 2006